|| 2016 - Agustus - 12 || #GalauBeneran, Mimpi Yang Dikhawatirkan

Pk 05.12, 12 Agustus 2016
Mimpi Yang Dikhawatirkan






Sungguh. Hal yang paling kutakutkan adalah kembalinya bayangan masa lalu seorang Singgih Setiadi yang menyembunyikan hasrat masa depan & membenamkan kesempatan pada keadaan kemenangan kecil yang diraih saat ini. Semua akan berujung pada kekecewaan atau bahkan rasa kehilangan.



|| Kamar 1203, Lantai 12. Pada sebuah Hotel di Bandung ||
Ini adalah kedua kalinya aku menulis tepat setelah bangun dari mimpi yang (bukan tidak mungkin) menjadi kenyataan. Dulu, di tahun 2014, pernah ada 1 mimpi yang benar-benar jelas namun akhirnya tidak terwujud sesuai dengan mimpi tersebut. Disini kisahnya.

Entah apa yang terjadi, sekelebat dalam mimpi shubuh ini cukup tergambar jelas tentang apa yang terjadi dengan seseorang. Seseorang yang dalam hitungan bulan menjadi akrab & dekat untuk berbagi cerita, namun kami tidak pernah berada dalam satu meja makan. Rekan kerjaku (perempuan,-red) bahkan tidak segan menyebutkan bahwa aku bisa saja menjadi seorang pecundang karena tidak berani melangkah maju untuk sekedar makan malam, berdiskusi banyak hal yang selama ini virtual, yang pada intinya dia mengatakan, 
"duh Gih, ketemuan aja ribet”.

Kadang apa yang terjadi di dalam mimpi, hanyalah kekhawatiran yang merusak masa kini. Mungkin saja pemicunya adalah tekanan training 5 hari yang hampir aku tidak mengerti sama sekali karena konsentrasi yang sudah tidak fokus. Bodoh memang, rasanya kembali menjadi masa lalu dan melupakan berbagai ambisi yang pernah timbul pada pertengahan hingga akhir 2015, ambisi yang membuat Singgih Setiadi menjadi lahir kembali seutuhnya.

|| 2016 - Maret - 24 || #NewLife, Analisis “What If & 5W”

Pk 16.46, Kamis 24 Maret 2016
Analisis “What If & 5W

“Singgih… Saya ini sebelum masuk ke perusahaan ini sebelumnya berada di perusahaan yang mungkin memiliki nilai valuasi 10x hingga 20x lipat dibanding sekarang.

Saya diajari betul sejak awal bahwa dalam sebuah pengambilan keputusan maupun menganalisa sesuatu, segalanya memerlukan prinsip What If yaitu apa yang terjadi jika, bagaimana keetika, berapa dan sebesar apa, yang mana kesemuanya tersebut terangkum juga dalam konsep pola pikir 5W.

Sebagai sarjana yang S1 maupun S2 tentu kita sama-sama pernah membuat sebuah karya ilmiah yangmana diperlukan sebuah landasan berpikir yang runut, dengan referensi data yang valid, memiliki bukti analisa yang jelas, dsb. Hal ini pun persis dalam sebuah proses pengambilan keputusan di perusahaan.”






Saat ini saya sedang “membantu” menangani suatu amanah dan atau dapat dikatakan proyek di perusahaan ini sebagai bagian dari pihak Perencanaan Strategi Perusahaan & Manajemen Resiko. Amanah ini diserahkan dengan begitu cepat melalui penunjukan langsung sejak awal Desember 2015. Amanah yang sejatinya sudah dimulai tim pendahulu semenjak tahun 2014 namun belum terselesaikan hingga saat ini karena 1 dan lain hal.

Namun dari amanah ini saya mendapatkan banyak sekali arti penjagaan komunikasi antar pihak yang bersangkutan maupun berkeputusan dalam proses pengambilan keputusan.

|| 2016 - Maret - 24 || #NewLife, Amanat Atasan

Pk 10.01, 24 Maret 2016
Amanat Atasan

“Singgih… untuk saat ini, Biro kita masih melakukan hal-hal yang sama seperti tahun kemarin. Hal-hal yang bersifat rutin. Karena memang beberapa pekerjaan yang saya kerjakan di tahun kemarin sudah dibagikan ke biro lain setelah terjadinya restrukturisasi.

Saya berharap kepada Singgih dan Dien saling bekerjasama dengan baik untuk membuat sebuah inovasi. Sesuatu yang baru. Bukan sekedar menyelesaikan pekerjaan rutin…

Kalau Singgih ada ide gila maka sampaikan saja, saya terbuka sekali dengan hal tersebut. Kalau memang ide gilanya belum sempurna pun maka dapat menyampaikan ujung awal dan outputnya saja tidak apa-apa untuk kemudian kita diskusikan…

Pak DU saat ini sedang membuka kesempatan keran ide gila yang dapat diaplikasikan. Saya ingin membawa kamu dan Dien jika sudah ada yang ingin diutarakan untuk kita bersama-sama menghadap beliau. Jika sudah melakukan itu maka saya siap dan bisa membuat kamu untuk Go Public…”






Pesan diatas merupakan amanah dari atasan langsung saya berkaitan dengan apa yang sebaiknya saya dan partner kerja lakukan untuk biro ini secara khusus maupun berdampak bagi perusahaan secara umum. Sebenarnya saya suka sekali berbicang dengan beliau (katakanlah) selepas jam kerja kantor karena beliau memiliki pengetahuan maupun pengalaman di perusahaan ini yang sangat valid dan berguna bagi karier maupun secara personal kedepannya. Saya menghormati beliau sebagaimanaa layaknya seorang atasan namun juga menaruh rasa patuh saya kepada beliau sebagaimana kepada orang tua saya.

Dilain waktu saat sedang kosong, beliau kadang sering bertukar pikiran dan berbagi “resep” bagaimana mensiasati pendapatan yang dapat dikatakan “cukup” dari perusahaan ini untuk tetap dapat (konkritnya) membangun rumah dan melakukan investasi tanah, bangunan, serta hal lain seperti masuk ke dalam bisnis Uber yang (menurut saya) menunjukan beliau visioner dalam “mempersiapkan” masa pasca pensiun yang akan dihadapi 5 tahun mendatang.

|| 2016 - Maret - 12 || Hal Abstrak Kembali Datang (dari Facebook)

Pk 11.24, 12 Maret 2016
Hal Abstrak Kembali Datang (dari Facebook)






Facebook adalah media sosial yang efektif untuk memicu diri agar bisa mengevaluasi pribadi ini sudah sejauh mana kita melangkah. Bagaimana bisa? Dengan batasan jumlah pertemanan pada akun pribadi sebanyak 5000 orang maka (bukan tidak mungkin) setiap 2.5 menit pasti selalu ada teman yang memposting hal-hal yang mereka raih, yang mereka kejar, yang sedang gigih diperjuangkan, yang selagi terpuruk karena kegagalan, atau kebahagiaan kesedihan lain yang berharap dilihat oleh teman di facebook untuk diapresiasi alih-alih mendapat semangat.

Tidak terkecuali saya,

Pagi ini iseng membuka facebook dan di newsfeed postingan teratas ada kabar baik dari rekan seangkatan sesama fakultas yang berhasil mendapatkan akses ke kampus terbaik nomor 1 dunia. Lalu dibawahnya ada lagi postingan mengenai teman seangkatan namun berbeda almamater yang berhasil mendapatkan jalur Ph.D di kampus 3 besar dunia.

Tentu saya terharu, pada 2 hal.

Bahwa saya terharu sebagai wujud kebanggaan kepada teman-teman tersebut tentu saja iya. Namun di sanubari otak saya ada tekanan di bagian otak belakang yang menyeru, “lantas Singgih. Apa yang sudah kamu raih sejauh ini?”. Mungkin ada frase yang salah dalam penyampaian tersebut bahwa mungkin saja bukanlah hal yang baik jika kita membandingkan pencapaian sejauh ini, karena basisnya tersebut output. Yang membuat otak belakang saya berdenyut adalah “Singgih, apakah kamu benar-benar memiliki impian untuk masa depan kamu?” Sial. Kalimat diatas rasanya seringkali saya dengar dari pelaku MLM Tianshi zaman SMA dulu. Kalimat diatas mungkin sesuatu yang terlalu makro karena itulah dasar dari seberapa kita berjalan, berpikir, dan bergerak lebih cepat-lambat.

|| 2016 - Februari - 16 || #NewLife, Amanah Baru, Gaya Kerja Baru

Pk 12.52, 16 Februari 2016
Amanah Baru, Gaya Kerja Baru






Terhitung sudah sekitar 1 bulan saya mendapatkan amanah posisi berada di Biro yang baru, yang mana sedikit sekali irisan dengan amanah sebelumnya di Biro yang lama, walau begitu saya masih berada dalam divisi yang baru yaitu Perencanaan Strategi Perusahaan & Manajemen Resiko. Jika sebelumnya saya berada pada biro yang merupakan interpretasi 3 kata pertama dari nama divisi yang sudah saya sebut maka sekarang saya berada dalam biro yang merupakan interpretasi 2 kata terakhir.

Sejujurnya sangat menantang sekali saya berada di dlam biro ini karena langsung mendapatkan 2 amanah dimana salah satunya memiliki partner yang sudah berada pada biro ini sejak penerimaan 2015, penerimaan yang sama dengan saya namun kalau dia dengan 6 bulan sudah banyak sekali mendapatkan pengetahuan namun saya selama 6 bulan lalu lebih banyak melihat maupun mengalami sendiri konflik diantara beberapa pihak. Menarik.

Gaya bekerja (yang mana saya lebih suka dengan tidak menyebut bekerja karena saya tidak merasa terlalu bekerja) yang saya alami selama 6 bulan lalu sedikit banyak mempengaruhi kepribadian dan membuat keputusan pekerjaan.



Inefektif & Inefisien
Amanah yang saya kerjakan saat ini sangat berhubungan sekali dengan data. Memiliki tema besar untuk mengintegrasikan potensi resiko dari setiap direktorat untuk menjadi early warning system. Data mentah yang saya dapatkan (katakanlah) sekitar 100 data namun saya kembangkan lagi menjadi 465 data serta mendapat kiriman dari rekan kerja sekitar 150 data. Masalah tersulit dari sebuah data adalah penyajian sederhana dari interpretasi yang ditemukan. Ini yang membuat beberapa kerunyaman terjadi selama beberapa kali proses ekstrak data. Saya merasa ada sekitar 2-3x langkah kerja yang sebenarnya tidak diperlukan sebab bukan itu ternyata yang dicari. Tentu saja saya kesal terhaadap diri sendiri karena seperti menyia-nyiakan waktu yang ada.

|| 2016 - Februari- 05 || #NewLife, Mencoba Hidup Lebih Sehat

Pk 19.57, 05 Februari 2016
Mencoba Hidup Lebih Sehat






Nampaknya sudah cukup lama saya tidak menuliskan berbagai hal yang terjadi sejak tulisan mengenai #NewLife keluar di bulan Agustus 2015. Rasanya seperti mengalami krisis identitas saja. Bagi saya menulis adalah sarana paling jujur untuk mengekspresikan berbagai hal dalam diri dibandingkan bercerita dengan teman-teman namun bukan berarti teman-teman menjadi tidak berharga. Di tahun 2015, tahun dimana berbagai cobaan silih berganti dan menjadi ajang pencarian Tuhan, saya lebih banyak (atau mungkin lebih suka) menulis dibandingkan bercerita, karena akan lebih lancar dalam mengungkapkan perasaan.

Banyak sekali hal yang telah berubah sejak tulisan terakhir diposting. Mendapatkan amanah ini-itu, mencapai prestasi ini-itu, dipindahkan ke ini-itu, hingga gagal ini-itu rasanya hidup seperti menaiki rollcoaster saja. Seru. Kapan-kapan akan saya tuliskan.

Well,
Saya ingin memberitahu saja mengenai sistem makan di kantor BUMN ini. Setiap hari kerja kami mendapatkan makanan prasmanan yang menurut hemat saya benar-benar membuat hemat dari sisi waktu, tenaga, dan biaya. Tidak perlu kemana-mana dan sudah tersedia. Namun sesekali ada rasa bosan hinggapi diri karena monotonnya menu makanan walau (menurut saya) masih enak sebenarnya #ngelunjak dan tentu saja filosofi dasar prasmanan ialah bebas mengambil makanan dan ini berbahaya bagi jenis makhluk hidup omnivora seperti saya #halah. Berat badan akan melonjak drastis jika tidak dikontrol.

Untungnya ketika mengunjungi pabrik BUMN ini di luar kota, saya menemukan di ruang Divisi kami ada menu diet yang dipesan oleh salah 1 sesepuh divisi. Isinya menurut saya unik sekali. Kentang, ayam dada panggang, sop bakso, buah apel besar, tomat besar, sambal, roti gandum ditambah selai, dan sayuran. Beliau akan pensiun di bulan Juli 2016 ini.